Senin, 31 Juli 2017

Cinta kadang harus diam!!!!

Ingin Hati INI Bicara

 

Matamu ibarat mutiara

Yang bersinar di dasar lautan

Membuat indah lukisan alam di samudra cintaNya

Senyumanmu ibarat embun

Yang membuat sejuk penghuni bumi cintaNya

Membuat yang melihatnya tenang dan damai

Kepribadianmu ibarat cahaya yang menerangi malam

Membuat kegelapan menjadi indah

Ohh... Tuhan kau ciptakan Ia dengan begitu lembut

Dari tulang rusuk lelaki..

Kecantikannya terbalut oleh selendang yang menari di lehernya

Menambah keindahan pada dirinya..

Tuhan.... kenapa lidahku keluh ketika berhadpan dengannya

Hati ini seolah berhenti

Tak mampu berbicara..

Seperti si buta yang hilang tongkatnya

Aku malu dengan kesholehannya

Ingin rasanya aku bicara dengannya..

Maukah kau antar aku menuju Syurga-Nya

Kesenian Ubrug Banten PANDAWA LIMA


Pandawa Lima sebagai pelestari kesenian Ubrug di Banten




Oleh
AMI NAZZAM

Banten dalam catatan sejarah hampir selalu diidentikkan dengan wilayah religious dan negerinya para ulama (kiai). Peran kiai Banten sangat signifikan dalam menata system kemasyarakatan, social, ekonomi, pendidikan, dan budi pekerti masyarakat Banten yang sudah dimulai sejak zaman kesultanan Banten. Kiai Banten tidak hanya tampil dalam mengajarkan dan mentransmisikan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga terlibat aktif dalam berbagai perubahan dan dinamika sosial dan politik yang terjadi di Banten sejak masa lampau sampai saat ini.
Selain terkenal dengan Kiai dan Jawaranya, Banten juga terkenal dengan keseniannya hingga luar kota, yaitu pencak silat dan Debus. Kesenian ini menjadi terkenal karena permainan yang dilakukannya terkenal ekstrim contohnya makan paku, mengupas kelapa dengan mulut, serta golok yang di pukul ke tubuh.
Debus biasanya banyak dimiliki oleh para Jawara untuk pertahanan tubuh dari serangan lawan, debus sudah ada sejak zaman kesultanan dimana banyak orang Banten yang memiliki kekebalan pada tubuhnya, ini dilakukan untuk mempertahankan diri dari serangan kolonial Belanda. Sampai saat ini kesenian debus masih dilestarikan dan masih menjadi hiburan di masyarakat ketika ada acara-acara tertentu.
Selain debus, kesenian yang tidak kalau menarik adalah kesenian Ubrug, kesenian ini adalah yang dilakukan oleh beberapa orang untuk menghibur masyarakat dengan tingkat lucu mereka. Kesenian ini sama halnya dengan wayang orang, pelawaknya disebut Bebodor, kemudian ada juga yang mengalunkan music dan seorang dalang.
Kesenian Ubrug sudah menjadi perimadona sejak zaman kesultanan, biasanya dipentaskan dihalaman Keraton Surosowan disaksikan oleh Sultan dan permaisuri serta prajurit Keraton dan tidak terkecuali masyarakat kecil atau masyarakat miskin.
Hiburan ini menjadi perimadona karena Ubrug atau wayang orang ini selain melakukan adegan-adegan lucu tetapi alur cerita yang disampaikan tentang kehidupan masyarakat, sehingga pertunjukan ini selalu ramai, karena masyarakat Banten pada waktu itu ingin mencari hiburan untuk menghilangkan lelah setelah bekerja seharian.
Hingga saat ini, permainan Ubrug masih ditampilkan namun karena perkembangan zaman yang begitu cepat, sehingga kesenian ini makin sulit sekali untuk ditemui, bahkan banyak para pemain ubrug yang mundur dan tidak memantaskan keseniannya itu. Namun di Banten ini masih ada yang mau melestarikan kesenian Ubrug ini yaitu Pandawa Lima, Grup ini dikenal dengan gabungan para pemain ubrug yang masih  ingin tetap tampil untuk menghibur masyarakat.
Dengan adanya Grup ini diharapkan bahwa kesenian Banten yang sejak zaman dahulu masih tetap ada dan tidak punah, di era modern masih banyak orang yang tidak mengetahui kesenian ini padahal ini adalah kesenian Banten. Oleh karena itu Pandawa Lima masih tetap eksis di setiap acara pernikahan, sunatan dan acara-acara resmi lainnya, sehingga ubrug masih tetap dikenal dan dinikmati oleh masyarakat Banten.

Minggu, 30 Juli 2017

Air Mata Rahmah

Air Mata RahmaH



@AMINAZZAM



Deru ombak menyapaku



Dengan sejuta cerita masalaluku



Seakan-akan datang kembali untuk mengejekku



Menari-nari di mataku..



Tuhan... jika ingat masalaluku



Rasanya aku tak ingin melihat diri ini



Telah lama diri ini terselimuti oleh kegelapan



Indahnya syaithon merasuki hati



Membisikan dengan begitu lembut di dalam hati..



Hingga aku terjatuh pada sumur dosa



Seolah gila akan tipu dayanya..



Aku seakan tidak berdaya karenanya



Kemana lagi aku harus melangkah



Ketika semua orang telah menjauh dariku



Tuhaan,, aku malu menemui-Mu



Tak pantas rasanya ku mengetuk rumahmu



Airmata tak bisa ku bendung lagi



Mengharapkan ampunan dari-Mu



Karena ku tahu cinta-Mu membentang luas



Ku sandarkan hati dalam air mata Rahmah



Dengan sejuta penyesalan yang mendalam...




SATE BANDENG KOTA SERANG


Sate Bandeng adalah salah satu makanan khas Banten yang sangat di minati karena rasanya yang nikmat. Makanan ini adalah salah satu makanan yang bersantan yang sudah ada sejak zaman kesultanan Banten. Namun sebenarnya Sate Bandeng bukan kategori kedalam masakan yang sengaja disiapkan untuk masakan dalam acara-acara besar, karena dari bumbunya yang tidak melengkapi ke dalam jenis bumbu kuliner. Sate Bandeng di kategorikan sebagai makanan ringan pada zaman dahulu untuk makanan cemilan masyarakat Banten pada zaman dahulu, namun sekaran Sate Bandeng di sajikan dalam bentuk makanan yang di temani oleh nasi. Sate Bandeng termasuk kategori masakan basa yaitu makanan hanya sekali pakai, ketika di masak saat itu juga langsung di makan.

Menurut riwayat sejarahnya, Sate Bandeng bukan masakan dari masyarakat yang mengetahui bahwa suaminya kawin lagi, sementara istrinya saat itu baru diberikan ikan Bandeng untuk di masak. Ketika dibersihkan sisiknya, kemudian ada tetangga yang memberitahu kepadanya bahwa suaminya kawin lahi sehingga membuatnya marah dan memukuli ikan Bandeng yang saat itu tengah dibersihkan sisiknya sampai hancur. Namun ikan Bandeng yang telah di pukul-pukul tadi tetap di masaknya dalam keadaan ikan yang dagingnya telah hancur.

Makanan ini juga dikategorikan sebagai makanan cepat saji, karena tidak masuk dalam setiap kegiatan perayaan, beda dengan ikan Bandeng Goreng itu baru makanan wajib yang wajib ada di dalam kegiatan perayaan besar. Bandeng adalah tradisi yang di bawa oleh orang Cina yang sangat menyukai ikan Bandeng, sehingga harga ikan Bandeng harganya akan naik ketika menjelang perayaan imlek, maulid Nabi, dan idul fitri.

Adapun bahan baku untuk membuat Sate Bandeng yang original adalah sebagai berikut :

-          Ikan Bandeng

-          Bawang Merah

-          Bawang Putih

-          Gula

-          Garam

-          Santan

Namun saat ini, dalam mengolah Sate Bandeng telah mengalami banyak variasi, dengan menambahkan cabai, merica untuk menambah rasa pedas tersebut serta di sesuaikan dengan minat dari konsumen tersebut.


@Nazzamami.

sumber : Naskah Br625, Cerita Rakyat

Penggagasan Gerakan Rakyat Cilegon 1888

Haji Marjuki : Aktivis dan Penggagas Geger Cilegon Riwayat Hidup Haji Marjuki Marjuki adalah salah satu aktivis Geger Cilegon y...