Senin, 16 Oktober 2017

K.H Sochari Pipitan



KIAI HAJI SOCHARI (1889-1969)


Kiai Haji Sochari adalah seorang pejuang kemerdekaan dan merupakan santri angkatan pertama yang dididik langsung oleh Brigjend. Kiai Haji Syam’un, ia lahir tahun 1889 di Desa Pipitan, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Ayah Kiai Haji Sohari bernama Kiai Haji Aliyudin atau lebih dikenal dengan sebutan Kiai Haji Ali, merupakan pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Salafiyyah Darussalam yang didirikan pada tahun 1917 di Pipitan. Sedangkan ibunya bernama Nyai Marni.
Dalam garis keluarga posisi Kiai Haji Sochari merupakan anak nomor ke-3 dari 7 bersaudara dan ia memiliki 6 saudara tiri dari istri kedua ayahnya, bernama Nyai Marwi. Berikut adalah daftar nama saudara Kiai Haji Sochari dari garis ibu kandung dan ibu tirinya:

Nyai Marni                                           Nyai Marwi
1.      Abdul Malik                                       1. Abdul Mu’in
2.      Haji Arsyad                                         2. Kiai Halimi
3.      Kiai Haji Sochari                                 3. Abdul Halim
4.      Haji Abdul Haq                                   4. Wirgani
5.      Abdussyukur                                        5. Nyai Syu’ara
6.      Haji A Hadi                                          6. Nyai Tura
7.      Kiai Haji Mujtaba Ali   
Pada masa mudanya Kiai Haji Sochari mendapatkan pendidikan agama, tauhid, aqidah dan akhlaq dari kedua orang tuanya. Selain itu dalam perkembangannya ia belajar ke beberapa pesantren yang ada di Banten, diantaranya di daerah Laes arah Carenang, pesantren di daerah Cikaduen, dan belajar di Madrasah Al-khairiyah Citangkil sebagai murid angkatan pertama Kiai Haji Sjam’un. 
Setelah Brigjend. Kiai Haji Syam’un pergi haji pada tahun 1923, Kiai Haji Sochari kembali ke kampung halamannya untuk membantu ayahnya di pesantren. Beliau juga mendirikan Madrasah Al-Khairiyah di Desa Pipitan yang merupakan cabang ketiga Al-Khairiyah setelah Citangkil dan Delingseng. Di samping sebagai pengasuh pesantren, Kiai Haji Sochari juga dikenal sebagai mubalig yang ulung dalam berpidato. Sehingga setiap kali memberikan ceramah, pendengarnya menyimak dengan antusias dan seksama. Gaya bicaranya yang sejuk diselingi guyonan yang kocak, ceramahnya dapat menghibur semua kalangan.
Kelebihan lain dari Kiai Haji Sochari adalah keluhuran ahlaknya. Dengan tutur kata lembut Kiai Haji Sochari dikenal sebagai sosok ulama yang pandai bergaul, Dalam bergaul ia tidak pernah memandang latar belakang seseorang. wajar saja jika Ia bisa menjalin hubungan baik dengan kelompok NU, Muhamadiyah, Jawara bahkan PKI sekalipun.
Dalam Rumah tangganya Kiai Haji Sochari menikah sebanyak 3 kali dan dikaruniai 14 orang anak, berikut daftar nama istri dan anak Kiai Haji Sochari :
  1. Nyai Suti (Pipitan)
1.      Sayuti
2.      Mansur
3.      Asiyah
4.      Syihabbuddim
5.      Abu darda
6.      Ma’mun

  1. Ibu Sabihah
1.      Bahrul ulum
2.      Syauqi
3.      Maryam
4.      Shidqi
5.      Yayah
6.      Enong malihah
7.      Marzuki
C.     Ibu Duriyah (Ampel)
1.      K. H. Sanggiti
Kiai Haji Sochari memiliki kiprah penting di masyarakat. Selain mengabdikan diri pada dunia pendidikan, ia juga menjadi penerus ayahnya dalam mengelola pesantren. Sepulangnya dari menuntut ilmu di Al-Khairiyah Citangkil ia mulai memberikan sentuhan pembaharuan bagi pesantren Darussalam, yang dahulu hanyalah sebuah pesantren salafiyah berubah hingga memiliki beberapa lembaga pendidikan. Yakni, berupa Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Pada tahun 1931 Pesantren Darussalam bergabung dengan Al-Khairiyah. Hal ini tak lepas dari peran yang dimainkan Kiai Haji Sochari untuk memajukan dunia pendidikan Islam di tanah Banten.
 Pada tahun 1945, pasca kemerdekaan, karena keluhuran akhlaknya dan kecerdasan sosialnya, Kiai Haji Sochari diangkat menjadi wedana Ciruas oleh gurunya Kiai Haji Syam’un selaku Bupati Serang dan ia menjabat sampai pada tahun 1949. Ketika menjabat sebagai wedana, Kiai Haji Sochari sangat dekat dengan rakyat. Setiap lebaran tiba, Kiai kelahiran 1889 ini selalu membelikan kebutuhan untuk masyarakat, mulai dari pakaian hingga makanan. Bahkan sebagai wedana beliau mendapatkan delman sebagai inventaris, selain kendaraan tersebut dipakai untuk keperluan pemerintah, beliau juga tidak pernah sungkan-sungkan mengajak rakyatnya naik jika berpapasan di tengah jalan. Sebagai ulama sekaligus pemimpin, Kebijakan-kebijakan yang ia ambil selalu memperhatikan aspirasi masyarakat bawah. Hal ini dilakukan karena ia sangat mendambakan kepemimpinan Rasulullah dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada peristiwa agresi militer Belanda yang ke-2 Kiai Haji Sochari terlibat langsung dalam revolusi fisik perang melawan penjajah Belanda dengan cara bergerilya dan bertahan di Kampung Simanjangan Gunung, Taktakan. Dalam aksinya Kiai Haji Sochari selalu menyempatkan berdakwah, yang isinya ditunjukkan untuk mengobarkan semangat jihad melawan kaum kafir. Karena ceramahnya ini, ia dianggap ulama berbahaya dan menjadi buronan yang paling dicari pasukan Belanda. Dalam pencariannya itu  Kiai Haji Sochari tak kunjung berhasil ditangkap, dan sebagai gantinya Kiai Haji Ali ditangkap oleh pasukan Belanda, kemudian dieksekusi mati di kali Bedeng Ciruas dengan cara ditembak.
Setelah kematian ayahnya, Kiai Haji Sochari lah yang mengurus Yayasan sampai meninggalnya pada tahun 1969.
Sumber
Wawancara dengan Drs. Ofa Mustofa, cucu K.H. Sochari, pada 25 September 2017 di Pipitan.

7 komentar:

  1. Alhamdulillaah...bila perlu silsilahnya lebih detil lagi agar masyarakat lebih mengenal lagi tokoh2 setempat...

    BalasHapus
  2. Kh.ali itu meninggal di mala makah bkn di bedeng ciruas. Yg meninggal di ciruas ki muhammad kakeknya kg ofa dan mantunya ki muhammad namanya ki mukri anaknya ki arjaya

    BalasHapus
  3. Anaknya ny sati h.saman istrinya kh sochari ali darda bukan abu darda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas, itu typo seperti nya. Terimakasih masukannya

      Hapus
  4. Anak kh ali dari marwi masih kurang.1. Abdl muti 2. Abdl muin 3. Halimi 4. Mirghani 5. Abdl Halim 6. Ny Assuara 7. Ny Astura

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih masukannya, insyaallah akan diperbaiki

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Penggagasan Gerakan Rakyat Cilegon 1888

Haji Marjuki : Aktivis dan Penggagas Geger Cilegon Riwayat Hidup Haji Marjuki Marjuki adalah salah satu aktivis Geger Cilegon y...