KEMEWAHAN BUSANA KESULTANAN BANTEN
Oleh
AMI Nazzam
Pakaian adalah sumber kebutuhan
primer yang wajib terpenuhi oleh semua manusia. Pakaian berfungsi sebagai
penutup tubuh kita dari sinar matahari secara langsung, selain itu pakaian juga
mampu menyerap keringat yang dikeluarkan oleh tubuh kita dan juga sebagai aspek
perbedaan kelas sosial itu sendiri.
Pakaian sudah menjadi sangat penting
bagi para Sulthan dan masyarakat Banten khususnya pada abad 17 dan 18. Pada
masa kesultanan pakaian merupakan suatu symbol identitas dan prestise seseorang
serta bisa menunjukkan strata sosial seseorang. Sulthan dan keluarganya serta
para pejabat istana selalu menggunakan pakaian dari bahan – bahan tekstil yang
berkualitas dari india, cina dan lain sebagainya. Berbagai aksesorispun pakaian
pun digunakan oleh para keluarga sulthan dan paraa pejabat Kesulthanan guna
menambah aura, wibawa dan daya tarik mereka dihadapan para tamu dari berbagai
Negara.
Kemewahan pakaian pada masa
Kesulthanan Banten menunjukkan bahwa pada kejayaan Banten di masa lalu
merupakan hasil interaksi dinamis antara Kesulthanan Banten dengan berbagai
Kesulthanan dan kerajaan lain di Nusantara, para pedagang asing dari berbagai
Negara melalui beragam aktifitas perdagangan Internasional di pelabuan Banten.
Selain itu kekayaan Banten yang menghasilkan rempah – rempah menjadi daya tarik
bagi para pedagang mancanegara untuk turut serta meramaikan perdagangan
internasional di Banten, terurama kain – kain yang berkualitas tinggi. Sekain
itu pakaian yang digunakan Sulthan dan keluarganya serta para pejabatnya
menunjukkan betapa aktifitas ekspor dan impor di pelabuan Banten saat itu
sangat ramai dan sangat diminati oleh para pedagang asing.
Pakaian Sulthan terdiri dari jubah
muslim yang panjang, terbuat dari bahan tertentu yang dibuat yang dibuat di
surat, bertahtakan emas yang disebut Soesjes. Jubah ini menggantung sampai
kakinya, terutama yang berada dibagian atas hasta, kemudian mengecil ketika
sampai dipergelangan tangan dan kemudian diikat dengan deretan kancing dari
emas. Dibagian dalam jubah, ia menggunakan baju kemeja berwarna putih dan
sepasang drawers, yang menutupi sampai bagian mata kaki, dengan bahan yang juga
bertahtahkan emas. Kakinya menggunakan sepatu Turki, yang bagian depannya
mancung ke atas, dan ia menggunakan kaus kaki putih. Kepalanya ditutupi peci
bulat yang tengahnya lancip berwarna ungu yang dilapisi dengan perak.(
Stavorinus,1798, I : 81 dan Bonthaarm, 2003,162 ).
Pakaian menggunakan kemeja berwarna putih dengan bahan bersulamkan
emas, dan memiliki kancing terbuat dari emas di bagian depan. Dibagian luar
kemeja dilapisi dengan rompi berkerah ahanghai yang terbuat dari kain linen
atau kain beludru. Selain menggunakan celana panjang yang terbuat dari bahan
yang sangat berkualitas, Sulthan juga menggunakan kain songket Palembang, yang
diikat dengan ikat pinggang yang sangat indah yang berwarna keemasan. Kakinya
menggunakan sandal yang dijepit di bagian ibu jari.
Sementara pada saat penobatan,
Sulthan menggunakan sarung yang mewah. Sebuah keris dan sepasang sepatu yang
diselimuti oleh hiasan berlian. Bagian atas tubuhnya telanjang dan diolesi
dengan parfum dan pewarna tubuh agar cerah.
Pakaian yang dikenakan ketika
melaksanakan sholat jum’at berada dengan yang dikenakan ketika menghadiri acara
resmi kenegaraan. Sultan mengenakan pakaian seperti imam. Dengan jubah putih
yang diikatkan kepinggangnya menggunakan ikat pinggang. Sebagai penutup kepala,
ia menggunakan sorban putih besar dan memakai kuluk. ( Stavorinus, 1798, I: 86
Boontharm,p 163).
Nice info. As lg nyari. Tp.ketikannya banyak ytg salah ya? Andai ada yg pebih detail.. sharing yaa. Tq
BalasHapusMinta referensi nya ada ndak min🙏
BalasHapus