Manusia selalu mengalami perubahan dan perubahan sosial yang begitu cepat, dapat dilihat
salah satunya dari perkembangan manusia itu sendiri. Ia juga dikatakan sebagai
pembuat sejarah akan kehidupannya yang tercipta secara alamiah, kehidupan
manusia selalu bertitik tolak dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan
datang dengan kata lain bahwa manusia tidak pernah lepas dari konteks ruang dan
waktu. Manusia merupakan makhluk yang misterius, mengapa dikatakan demikian
karena sejarah telah membuktikan bahwa apa yang pernah dilakukan manusia selalu
tidak dapat diprediksikan dan selalu tidak dapat diketahui apa maksudnya.
Sedangkan misterius dalam arti bahwa manusia itu sendiri tidak paham akan
keberadaannya di masa akan datang.
Ditengah-tengah masyarakat global kita memasuki sebuah dunia baru yang
di dalamnya kegiatan apapun dapat dilakukan dengan tingkat pengalaman yang sama
yaitu di dalam jagat raya maya. Jagat raya maya itu dianggap lebih menyenangkan
dibandingkan dunia maya itu sendiri. Bahkan segala sesuatu di masa lalu
dianggap sebagai fantasi, halusinasi atau ilusi kini dapat “dialami” sebagai
sebuah “realitas” yang nyata. Hal ini karena dunia fantasi, halusinasi dan
ilusi tersebut dengan bantuan teknologi telah menstimulasi manusia dan ini
telah tumpang tindih dengan dunia realitas sehingga diantara keduannya tidak
dapat dibedakan lagi.
Perubahan yang begitu cepat akan menimbulkan banyak ketegangan social,
ini membuktikan bahwa perlu adanya keseimbangan, tidak saja antara tingkat
kecepatan lingkungan dengan kecepatan tanggapan manusia yang terbatas. Kejutan
masa depan timbul dari jarak yang semakin besar antara kedua hal tersebut.
Alvin Toffler merupakan salah seortang futuris yang mencoba memberikan
suatu penjelasan tentang konsep manusia di masa datang. Konsep pemikiran Alvin
Toffler ini diawali dari artikelnya yang merupakan karya monumental yang
dirumuskan dengan istilah future shock (kejutan masa depan). Artikel ini
melukiskan tentang tekanan dan disorientasi hebat yang dialami oleh manusia
jika terlampau banyak dibebani perubahan dalam waktu terlampau singkat,
jelasnya bahwa kejutan masa depan bukan lagi merupakan bahaya potensial yang
masih jauh tetapi merupakan penyakit nyata yang diderita oleh semakin banyaknya
manusia. Kondisi psikologis-biologis ini dapat digambarkan dengan terminologi
medis dan psikiatri. Penyakit ini ialah penyakit perubahan.
Mengapa Alfin Toffler dijadikan tokoh dalam kajian filsafat
sejarah ?, karena tokoh ini di mata penulis merupakan tokoh yang mempunyai
pemikiran unik tentang peradaban manusia yang akan datang. Berbeda dengan
tokoh-tokoh lain yang orientasinya lebih kepada nilai, kemanusiaan dan
kebudayaan. Dan yang perlu dikaji lebih mendalam adalah mencari makna historis
apa yang disampaikan oleh Toffler tentang kehidupan manusia yang akan datang
dan bagaimana sebetulnya citra seorang manusia baru terkait dengan masa depan.
Menurut Trotsky, manusia yang akan datang itu “manusia akan lebih kuat, lebih
pintar, dan cepat mengerti, badannya akan lebih serasi, gerakannya lebih
berirama, suaranya lebih merdu.
Gaya hidupnya akan mempunyai
kualitas yang sangat dramatis dari rata-rata manusia itu akan setingkat
Aristoteles, Goethe, dan Marx.” Bagi Frantz Fanon “ kedatangan manusia baru
akan mempunyai pikiran baru.” Sedangkan Toffler sendiri tidak menjelaskan
bagaimana citra manusia baru itu? Disinilah salah satu letak keunikan Toffler
ketika ia membicarakan tentang kehidupan manusia yang akan datang tetapi ia
sendiri tidak menjelaskan manusia itu sendiri.
Historisitas manusia berkaitan dengan kompleksitas kesadaran.
Kompleksitas merupakan segi luar dan intensitas merupakan segi dalam badan,
wahyu, wujud, kompleksitas dapat dikatakan dengan cara yang lebih umum sebagai
aspek materi atau materialitas manusia. Segi dalam jiwa/intensitas/gaya dapat
dikatakan sebagai askpek spiritualitas manusia.
a - Gagasan pemikiran dalam karangan
Kejutan Masa Depan
1 1.
Masa Depan antara Realitas dan
Harapan.
Masa depan bagi manusia merupakan suatu yang rumit.
Karena terlalu rumitnya masa depan tersebut menjadi sulit diprediksikan dan
pada hakekatnya yang menjadi pijakan dari masa depan itu sendiri adalah masa
lalu dari apa yang telah terjadi dan masa depan itu sendiri merupakan sebuah
realitas yang diharapkan bagi kehidupan manusia. Menurut Toffler masa depan
adalah sebuah gelombang perubahan. Setiap kali gelombang perubahan yang tunggal
menguasai suatu masyarakat tertentu maka pola perkembangan masa depannya
relativ untuk diamati. Sebaliknya, bila suatu masyarakat sedang dilanda dua
atau lebih gelombang perubahan besar dan belum jelas yang mana yang dominan,
maka citra manusia masa depan itu menjadi retak
Akhir sejarah, biasanya dan lebih sering merupakan
akhir setiap peradaban, ketika peradaban universal muncul, masyarakat menjadi
tertipu oleh apa yang disebut Toynbee dalam Samuel Hantington sebagai
“bayang-bayang keabadian dan menyakini bahwa apa yang menjadi milik mereka
merupakan “bentuk” final dari sejarah kehidupan manusia
Manusia mengharapkan masa depan yang lebih baik
memberikan suatu makna tersendiri, memberikan harapan yang lebih baik. Tetapi
manusia itu sendiri tidak dapat mengelak dari apa yang disebut dalam konsep
Toffler adalah perubahan. Gelombang perubahan pertama, kedua, dan ketiga.
Kemungkinan-kemungkinan yang dihadapi manusia sekarang ini adalah kemungkinan
semu. Konteks kehidupan yang melanda kehidupan manusia saat ini tidak lepas
dari konteks kehidupan masa lalu. Jadi apa yang pernah diperbuat oleh manusia
masa lampau mempunyai korelasi pada masa depan manusia.
Harapan manusia tentang masa depan adalah harapan
kesementaraan pergeseran kearah kesementaraan bahkan akan terwujud dimisalkan
dalam arsitektur bagian lingkungan fisik yang pada masa lalu sangat menunjang
kesadaran manusia akan kekuatan.
2 2. Konteks Manusia Sekarang
Manusia dimasa depan adalah manusia yang konsumtif dengan
keserakahan yang luar biasa. Digambarkan oleh Toffler bahwa tidak pernah
terjadi sebelumnya, bahwa suatu peradaban telah menciptakan kerusakan yang
begitu parah dan hebat, bukan saja terhadap kota, tetapi terhadap planit ini.
Tidak pernah samudra luas menghadapi keracunan air laut, spesi-spesi punah
dalam sekejab mata dari permukaan bumi sebagai akibat keserakahan dan
kecerobohan manusia, tidak pernah perut bumi dikuras dan dirusak oleh galian
tambang-tambang seperti sekarang ini ; tidak pernah zat penyemprot erosol
mencemarkan lapisan-lapisan udara murni, ataupun termopolusi mengancam iklim
planit ini, semua ini terjadi secara besar-besaran di zaman industri ini.
Konsep peradaban menurut Toffler adalah peradaban dimana teknologi
mengambil peranan lebih besar dibanding dengan keberadaan manusia. Eksistensi
manusia akan digantikan dengan eksistensi teknologi sebagai jalan menuju
peradaban baru. Manusia akan menjadi budak dari teknologi itu sendiri.
Karena persoalan hidup yang semakin kompleks dan dengan tekanan
teknologi yang semakin mendesak, akhirnya manusia bekerja fulltime. Walaupun
terkesan menghibur, tetapi dengan menggunakan teknologi yang sangat menegangkan
saraf, secara cepat akan terjadi kemunduran mental. Kemunduran mental ini
sering dimulai dengan rasa lelah. Kemudian muncul kebingungan dan keadaan
cepat tersinggung. Orang itu menjadi amat peka terhadap rangsangan
sekecil apapun di sekitarnya. Ia langsung ”mengamuk” oleh provokasi yang remeh.
Ia menunjukkan tanda kehilangan akal. Ia agaknya tak dapat membedakan suara
tembakan musuh dari suara lain yang tidak berbahaya. Ia menjadi tegang,
gelisah, dan sering berang. Temannya tidak pernah tahu kapan ia akan mengamuk,
bahkan melakukan kekerasan, sebagai response terhadap gangguan kenyamanan yang
tak berarti.
3. Masyarakat yang hilang
Peradaban manusia masa depan dapat dikatakan sebagai peradaban yang
mekanik selama ini hukum-hukum positivistic masih bisa ditentang oleh
teori-teori filsafat dan sosial tetapi nantinya akan terjadi apa yang dinamakan
sebagai pembalikan dari teori sosial bahwa hukum alamlah yang nantinya dapat
berlaku dan terbukti secara alamiah karena telah terjadi proses pengaturan diri
secara alamiah. Misalnya, masyarakat yang sekarang ini dikatakan sebagai
masyarakat berbudaya, berperadaban, dan eksis tidak lama lagi akan menjadi
masyarakat cyber dalam artian bahwa masyarakat tidak harus kita temui secara
face to face tetapi masyarakat yang jauh yang tidak pernah kita kenal
sebelumnya akan menjadi suatu yang eksis dalam kehidupan kita. Individu akan
hidup tanpa adanya masyarakat dan yang akan disebut masyarakat bukanlah manusia
tetapi mekanik-mekanik sebagai media dan teknologi sebagai pencipta masyarakat
cyber tersebut.
Kriteria apa yang dapat dikatakan sebagai masyarakat yang hilang adalah
ketika ruang-ruang publik telah dialihkan fungsinya, ketika tempat bermain
anak-anak telah digantikan dengan Computer Station, ketika media komunikasi
tidak face to face lagi, tetapi dengan peralatan yang canggih memungkinkan
orang tidak harus hadir pada saat itu juga. Hanya menekan beberapa tombol saja
orang sudah bisa berkomunikasi dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja
tanpa mengurangi waktu yang ada. Teknologi informasi berkembang dengan cepat
sehingga banyak warung internet (Warnet). Hal inilah yang menjadikan
nilai-nilai essensial masyarakat telah hilang.
Dewasa ini, bisa kita lihat akan semakin cepatnya perubahan sosial dan kebudayaan yang begitu cepat, teknologi yang semakin canggih ini membuat manusia harus siap untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya serta mampu mengimbangi dengan ilmu pengetahuan tersebut. Karena jika tidak siap dengan perubahan tersebut maka manusia akan menjadi pembantu di negaranya sendiri.
Sumber Bacaan
Toffler, Alvin. Future Shock (Kejutan Masa Depan),
Terj. Sri Koesdiyantinah, Jakarta: Pantja Simpati, 1989.
Toffler, Alvin. Kejutan dan Gelombang, Terj. Sri Koesdiyantinah,
Jakarta: Pantja Simpati, 1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar