Jumat, 15 September 2017

Asal Usul Kampung Odel





 Sejarah dan Asal-Usul Masyarakat



Kampung ini dinamakan kampung Odel. Nama ini diambil dari seorang tokoh yang bernama Ki Gede Odel, yang hidup pada masa pangeran tumenggung syekh agus zakaria razak ibnu sulthan maulana muhammad syifa zainul ‘alimin ibnu sulthan maulana  hasanuddin, bupati kedua banten, yaitu pada tahun 1828 M. Bupati banten ini memiliki empat orang ponggawa, yaitu : Kigede odel, ki gireng, ki gule geseng, dan ki gembol. Kata “ Ki” disini memiliki makna bisa kyai ataupun sesepuh.
Pada tahun 1830 M odel berdiri. Entah terkena sebab apa, kampung odel ini berpindah ke pinggir sungai nama nya pangkalan nangka atau kali wasiat. Kemudian berpindah lagi kekampung yang sekarang karena terkena banjir, yaitu pada tahun 1838 M hingga sekarang. Semenjak bupati banten ke sepuluh meninggal, sudah dimakamkan di kampung ini yaitu dipemakaman pangeran “Mulyasrama” yaitu orang kerajaan daerah pulau jawa.
Tokoh pertama yang mendiami kampung ini adalah ki gede odel itu sendiri dengan beberapa orang lainnya. Sedangkan orang yang menyebutkan pertama kali ini adalah kampung odel, yaitu anaknya sendiri Sukmaraga dan Sukmajati. (menurut penuturan sang nara sumber, Bpk Masnun yang beliau ketahui dari H. Arsa, sesepuh pada masa itu).

Mengenai pandangan hidup, masyarakat percaya dengan sejarah odel. Ki gede odel memiliki dua orang anak, sukma raga dan sukma jati. Sukma raga memiliki istri yang bernama nyi Karinah. Suatu hari, saat nyi karinah hamil, ia mengidam minta buah nangka kepada suaminya, si istri mengatakan bahwa itu adalah keinginan si jabang bayi. Sukma raga tidak percaya masa seorang istri yang sedang hamil minta apa-apa yang tidak pada waktu musimnya. Kemudian ki gede odel mencarikan  buah nangka tersebut untuk calon cucu nya. Sukma raga marah, karena tidak percaya maka akhirnya ia membedel (membedah) perut istrinya, dan memang benar si jabang bayi tersebut sedang mengemut buah nangka tadi, barulah sukma raga percaya dan menutup kembali perut istrinya. Saat proses melahirkan, nyawa sang bayi dan istrinya tidak dapat tertolong, kedua nya meninggal dunia. Dan hingga saat ini, nyi karinah tersebut sering datang dan mengganggu orang-orang yang hendak melahirkan. Ia (nyi karinah) sering masuk kedalam jiwa seseorang, yang tentunya hanya orang-orang yang lemah keimanannya yang bisa kerasukan itu, maka dari itu, benteng keimanan seseorang haruslah diperkuat sehingga terhindar dari gangguan dan bahaya tersebut.
Mengenai adat istiadat di kampong Odel ini, ada  beberapa adat istiadat yang hingga saat ini, merupakan hal yang harus dan mesti dilakukan. Seperti misalnya ketika hendak memasang pondasi rumah, nyuguh tamu (menyambut kelahiran seorang bayi ), acara pernikahan, bebaksan, dan lain sebagainya.
Ketika hendak memasang pondasi rumah, maka sebelum memasang pondasi  tersebut harus di bacakan syekh terlebih dahulu. Adapun isi bacaan Syekh tersebut merupakan rangkaian puji-pujian , syair-syair dan do’a-do’a. tujuan dari acara tersebut adalah tidak lain sebagai do’a mengharapkan kebaikan, kelancaran dan keberkahan.
Ada juga yang nama nya “nyuguh tamu”, yaitu acara berupa riungan yang dilakukan ketika lahirnya seorang bayi. Nyuguh tamu tersebut artinya menyambut kedatangan tamu baru, yaitu sang anak bayi yang baru lahir tersebut.
Selain itu juga terdapat sutau tradisi yang namanya “Bebaksan”, yaitu arak-arakan seorang anak kecil yang akan disunat. Ketika arak-arakan tersebut, sang anak digendong oleh orang dewasa yang memakai kukusan-yaitu alat yang berbentuk kerucut yang biasa digunakan untuk memasak nasi, selagi di arak itu, sang anak juga sambil di seborin dengan air, dan kemudian ada saweran.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penggagasan Gerakan Rakyat Cilegon 1888

Haji Marjuki : Aktivis dan Penggagas Geger Cilegon Riwayat Hidup Haji Marjuki Marjuki adalah salah satu aktivis Geger Cilegon y...